Kamis, 08 November 2007

Prosesi Merti Belik

STORY BOARD : RITUAL “MERTI MBELIK”

Merti adalah sebuah ritual syukuran atas berkahNya akan keberadaan, kesejahteraan, serta memanjatkan doa agar seluruh kita semua senantiasa selamat sentosa. Pada perayaan tersebut dimeriahkan dengan berbagai kesenian yang menjadi roh hidupnya. Ritual semacam ini, seringkali disebut Aum atau juga Merti Dusun, merupakan sebuah adopsi terhadap peristiwa budaya yang pada awalnya merupakan tradisi Hindu untuk penghormatan pada Dewa Wisnu, Syiwa, dan Brahma. Pada perkembangannya mendapat pengaruh Islam. Pada beberapa tempat, perayaan ini kadang merupakan perayaan paling besar dibandingkan hari raya yang lain. Warga yang merantau pada saat itu pulang. Kerabat dari jauh pada hari itu juga berdatangan, demikian pula tetangga dusun mengunjungi mereka untuk bersilaturahmi.Demikian halnya dengan perayaan Aum ala anak-anak kali ini, adalah untuk mensyukuri berkah air sehat untuk kehidupan dariNya ini, ada beberapa hal dilangsungkan :
Pagi hari (Rabu, 15 Agustus 2007) adalah prosesi mengambil air kehidupan dari 7 sumber dan penanaman pohon kehidupan (beringin) di sumber tersebut. 4 sumber dari mbelik-mbelik di sekitar kali Code Gondolayu tersebut, 3 sumber lain adalah dari sumber Kotabaru (SDN Ungaran 1 Jogjakarta) dan sumber Purwodiningratan (SD Muh Purwodiningratan 2 Jogjakarta) serta sumber Kricak (SD Bangunrejo 1 Jogjakarta). Prosesi dilangsungkan dengan arak-arakan pasukan kerajaan air yg membawa kendi air kehidupan dan pohon kehidupan, ikut juga 3 sumber lain, diiringi dengan kesenian anak (musik Barkas) dan jatilan Gondolayu. Berdoa sejenak pada setiap sumber, untuk kemudian membawanya keliling dusun. Lalu kembali ke Kerajaan Air (halaman sekolah SDN Gondolayu Jogjakarta), dimana ke-7 kendi air dari 7 sumber itu dituangkan dalam sebuah kehidupan ekosistem sungai (akuarium berisi ikan sungai, yuyu,anggang-anggang,dll), ini merupakan simbol dan doa anak terhadap air yang telah menopang kehidupan kita semua.
Begitu selesai prosesi ini, ibu-ibu warga sekitar masak menu istimewa yang tiada duanya dalam setahun. Menyajikan sego penak urapan wader untuk anak-anak, sebagai ungkapan syukur dan minta segala berkah air/sungai untuk hari depan. Kenduri anak-anak untuk anak-anak.Kemudian dilanjutkan dengan, prosesi samadhi sains pengetahuan air. Disini dibuka kelas-kelas (booths) workshop pengetahuan populer tentang perilaku air (ada percobaan ilmiah ttg erosi, penjernihan air,dll), dan daur ulang sampah sungai.
Juga paralel dengan ini, diadakan sarasehan "PERAN BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEHAT BAGI PENDIDIKAN ANAK" untuk ibu dan bapak guru serta orang tua, dengan narasumber dari pihak kesehatan dan budayawan.

Pada Sore hari-nya (Rabu, 15 Agustus 2007) ada acara Baca Sore. Merupakan kegiatan pendukung untuk memfasilitasi akses informasi dan pengetahuan bagi anak-anak tentang berbagai hal dalam ruang lingkungan hidup. Harapannya dengan semakin terbukanya akses informasi dan pengetahuan ini akan mendukung dalam hal upaya kepedulian terhadap pelestarian lingkungan maupun pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan.
Kemudian pada Petang hari-nya (Rabu, 15 Agustus 2007) dilanjutkan dengan acara Layar Tancep pemutaran film anak tentang lingkungan hidup, dimana ini juga merupakan bagi anak-anak melalui media audio-visual.

Dalam rangkaian acara ini (14 - 16 Agustus 2007), juga diselenggarakan kegiatan penyebarluasan informasi dan pengetahuan tentang lingkungan hidup (khususnya adalah pemanfaatan sumber daya air bagi kehidupan) berupa Pameran Foto Air. Karya-karya foto yang akan ditampilkan merupakan bentuk dukungan nyata dari kelompok masyarakat media massa khususnya yang tergabung dalam wadah Pewarta Foto Indonesia Jogjakarta terhadap kepedulian akan sumber daya air kita. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada ruang terbuka, dengan bertempat di jalan-jalan kampung.
Akhirnya, sebuah hajat budaya bertajuk “MERTI MBELIK” (atau dapat disebut juga Health Festival MERTI MBELIK) ini dapat menjadikan sebagai ajang untuk meningkatkan pemahaman dalam upaya melestarikan sumber daya air kita, termasuk pengelolaan secara berkelanjutan dalam hal ini. Dimana sikap kearifan nguri-uri kekayaan alam sekitar kita ini, tentunya dapat menjadi bagian dari pendidikan anak-anak kita yang dimulai sejak usia dini. Demi untuk mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan, dalam suatu harmoni dengan alam. Di sisi lain, MERTI MBELIK (Bhs Indonesia : mata air kecil dan bersih yang biasanya terdapat di pinggiran aliran air atau sungai) ini merupakan sebuah momen penting dimana anak turut berpartisipasi menunjukkan peran sesuai kapasitasnya, anak juga mempunyai hak untuk memberikan solusi bagi kepentingan lingkungan sekitarnya. Ada sebuah ungkapan lama, seluruh anggota masyarakat hendaknya berpartisipasi dan menjadi bagian dari solusi untuk kepentingan bersama tersebut...HAMEMAYU HAYUNING BAWONO.Jogjakarta, 9 Agustus 2007.